Geografi
Juga dikenal sebagai nyamplung atau pohon tamanu, Calophyllum inophyllum adalah spesies pohon pantropis yang dijumpai di 38 negara yang merentang dari Afrika Timur sampai Asia Tenggara, Oseania dan Pasifik Selatan. Berasal dari Afrika Timur di Kenya, Tanzania dan Mozambik, wilayah sebaran asli pohon ini tidak jelas, yang menyulitkan untuk mendefinisikan sepenuhnya lokalitas asli dan yang diperkenalkan untuk spesies ini. Nyamplung beradaptasi dengan baik di wilayah pesisir dan hutan dataran rendah, serta dapat tumbuh di tanah yang berpasir, lempung dan terdegradasi.
Manfaat
Calophyllum inophyllum sering ditanam sebagai tanaman di pinggir jalan sebagai peneduh dan sebagai penahan angin dengan tajuknya yang lebar. Secara informal dikenal sebagai kayu tiang, pohon ini telah lama digunakan dalam pembuatan kapal, seperti untuk konstruksi kano dan perahu kecil, namun juga untuk tiang, rangka kapal, sambungan kapal dan blok-blok katrol. Serupa dengan jenis lain yang berpotensi bioenergi, nyamplung juga digunakan dalam pengobatan. Di Mauritius, sebagai contoh, ekstrak sari pati rebusan akar dapat digunakan untuk mengobati luka, bisul, dan oftalmia. Kulit batangnya juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati orkitis, sementara getahnya telah secara tradisional digunakan pada kulit untuk mengobati rematik dan psoriasis, dan ekstrak daunnya digunakan untuk mengobati infeksi mata sebagai anti inflamasi. Batu dari buahnya digunakan sebagai kelereng.
Di Lapangan
Sejak tahun 2017, penanaman uji coba nyamplung yang dibudidayakan di atas lahan terdegradasi di provinsi Jawa Tengah, Kalimantan Tengah dan Timur di Indonesia menunjukkan potensi yang menjanjikan. Di daerah-daerah ini, pohon tamanu menunjukkan kemampuan untuk memulihkan dan memperbaiki bekas hutan dan lahan gambut yang terbakar atau rusak akibat kegiatan komersial atau deforestasi berskala besar.
Energi
Minyak nyamplung menawarkan potensi besar untuk konversi bioenergi, dengan karakteristik yang mirip dengan bahan bakar diesel. Spesies ini merupakan sumber biodiesel yang bersih dan netral karbon, dengan hasil 95% pada kondisi optimal. Terdapat beberapa pilihan teknologi untuk konversi minyak nyamplung menjadi biodiesel. Selain itu, sifat-sifat biodiesel Calophyllum inophyllum telah memenuhi standar American Society for Testing and Materials (ASTM), sebuah standar internasional, secara umum nyamplung menghasilkan lebih banyak minyak per hektar dibandingkan tanaman lain, dengan hasil minyak rata-rata 5.000 liter/hektar. Sifat-sifat tersebut menjadikan spesies ini bahan baku biodiesel alternatif yang menarik.
Publikasi Terkait
Rahman, S. A., & Baral, H. (2018). Integrating bioenergy and food production on degraded landscapes in Indonesia.
Barstow, M. (2019). Calophyllum inophyllum. The IUCN Red List of Threatened Species 2019: e.T33196A67775081.
Arumugam, A., & Ponnusami, V. (2019). Biodiesel production from Calophyllum inophyllum oil a potential non-edible feedstock: An overview. Renewable Energy, 131, 459-471.
Lemmens, R.H.M.J. (2005). Calophyllum inophyllum L. [Internet] Record from PROTA4U. Louppe, D., Oteng-Amoako, A.A. & Brink, M. (Editors). PROTA (Plant Resources of Tropical Africa / Resources végétales de l’Afrique tropicale), Wageningen, Netherlands.
Iinuma, M., Tosa, H., Tanaka, T., & Yonemori, S. (1994). Two xanthones from root bark of Calophyllum inophyllum. Phytochemistry, 35(2), 527-532.
Pekerjaan ini didukung oleh:
Informasi yang tersaji dalam artikel ini tidak melalui peninjauan sejawat dan tidak dimaksudkan sebagai masukan. Ini didasarkan pada pengetahuan saat ini dan literatur yang tersedia. CIFOR dan organisasi mitra tidak memberikan jaminan apa pun dan merekomendasikan pemangku kepentingan yang tertarik untuk melakukan penilaian dan verifikasi independen lebih lanjut sebelum membuat keputusan bisnis dan investasi.