Geografi
Aleurites moluccanus, atau pohon kemiri (candlenut), berasal dari Asia subtropis dan tropis serta di negara bagian Queensland, Australia. Walaupun jenis ini ditemukan dari Cina hingga Australia, wilayah sebaran asli pohon kemiri tidak sepenuhnya diketahui karena budidaya yang sudah meluas. Ini diperkenalkan ke beberapa pulau di Pasifik Selatan lebih dari 1.000 tahun yang lalu dan sejak itu telah ternaturalisasi. Jenis ini juga dapat ditemukan di beberapa negara lain di Pasifik Selatan, Afrika, Karibia dan Amerika Selatan, tempat mereka juga sudah ternaturalisasi.
Manfaat
Pohon kemiri, dikenal sebagai pohon candleberry, kenari India, atau kemiri, biasanya ditanam di desa-desa dan sebagai pohon pinggir jalan serta sering digunakan untuk menghutankan kembali dan menekan gulma. Dengan dedaunan berwarna hijau keperakan, pohon ini juga menjadi ornamen yang menarik dalam pembuatan lanskap, sementara kacangnya telah lama dibakar untuk menghasilkan cahaya, oleh karenanya menginspirasi sebutan candlenut bagi pohon ini. Dalam pengobatan tradisional di Indonesia, bijinya digunakan sebagai obat pencahar, dan biji yang dihaluskan digunakan dalam ramuan untuk mengobati sakit kepala, demam, nyeri, pembengkakan sendi dan konstipasi.
Selain itu, kulit batangnya secara tradisional digunakan untuk mengobati disentri, getah kulit batangnya (dicampur dengan santan) untuk mengobati penyakit autoimun yang disebabkan makanan mengandung gluten (penyakit Celiac) dan daun rebusannya digunakan sebagai obat luar untuk sakit kepala dan kencing nanah. Di Jepang, kulit kayunya menjadi balsem untuk mengobati tumor. Ampas pengepresan biji menjadi pupuk organik yang sangat baik yang kaya nitrogen (N) dan fosfor (P). Meskipun digunakan sebagai pakan ternak, namun ini harus digunakan secara berhati-hati mengingat efek racunnya.
Aleurites moluccanus juga memiliki nilai gizi, rekreasi dan estetis. Banyak budaya menggunakannya dalam masakan dan saus dengan memanggang kacangnya. Di Indonesia, sebuah varietas pohon kemiri dengan buah berbiji keras ditanam untuk digunakan dalam permainan yang bertujuan untuk memecahkan batu milik lawan dengan menghantamnya dengan batu miliknya sendiri. Di Hawaii, cangkang batunya digunakan untuk membuat karangan bunga tradisional, yang dikenal sebagai leis. Di Polinesia, pewarna yang dibuat dari berbagai bagian pohon memiliki sejarah panjang digunakan pada kain tapa, sampan, dan tinta untuk tato. Kayu pohon kemiri digunakan untuk mengukir dan membuat mebel, peralatan kecil, dan korek api. Ini juga cocok dipakai untuk bubur kertas.
Di Lapangan
Dengan menggunakan metode tradisional, petani di Indonesia melakukan tumpang sari pohon kemiri dengan spesies lain seperti kopi dan menjual biji kemiri utuh di pasar. Mereka juga mengekstrak minyaknya untuk digunakan sebagai tonik rambut, minyak urut dalam aromaterapi dan sebagai pelembap kulit.
Energi
Minyak biji kemiri dengan modifikasi cocok digunakan sebagai pengganti diesel dan residunya untuk konversi alkohol atau pirolisis. Kandungan minyaknya sebesar 15 hingga 20 persen dan kaya asam lemak tak jenuh ganda dengan yodium tinggi, asam oleat dan berbagai asam linoleat dan hasil minyak yang mencapai 300 kg/ha. Ester metil dan etil yang diperoleh dengan transesterifikasi minyak, memiliki kandungan ester asam lemak tak jenuh yang tinggi (lebih besar dari 89 persen).
Publikasi terkait
Krisnawati, H., Kallio, M., and Kanninen, M. (2011). Aleurites moluccana (L.) Willd.: ecology, silviculture and productivity. CIFOR, Bogor, Indonesia.
Rivers, M.C., Barstow, M. & Mark, J. (2017). Aleurites moluccanus. The IUCN Red List of Threatened Species 2017: e.T18435618A18435622.
Cabral, M. R., dos Santos, S. A., Stropa, J. M., Rogério, C. D. L., Cardoso, C. A., de Oliveira, L. C., … & Simionatto, E. (2016). Chemical composition and thermal properties of methyl and ethyl esters prepared from Aleurites moluccanus (L.) Willd (Euphorbiaceae) nut oil. Industrial Crops and Products, 85, 109-116.
Orwa C, Mutua A , Kindt R , Jamnadass R, Simons A. (2009). Agroforestree Database:a tree reference and selection 4.guide version 4.0
Niazi, J., Gupta, V., Chakarborty, P., & Kumar, P. (2010). Anti-inflammatory and antipyretic activity of Aleuritis moluccana Asian J Pharm Clin Res, 3(1), 35-37.
Pekerjaan ini didukung oleh:
Informasi yang tersaji dalam artikel ini tidak melalui peninjauan sejawat dan tidak dimaksudkan sebagai masukan. Ini didasarkan pada pengetahuan saat ini dan literatur yang tersedia. CIFOR dan organisasi mitra tidak memberikan jaminan apa pun dan merekomendasikan pemangku kepentingan yang tertarik untuk melakukan penilaian dan verifikasi independen lebih lanjut sebelum membuat keputusan bisnis dan investasi.