
"Jadi, saya selama di CIFOR menemukan semangat, adrenalin karena kempetitornya enak, kolaboratornya juga enak," ucap Herry ketika ditemui di kantornya di Bogor, Kamis (19/9).
Herry mengaku tidak pernah minder ketika berhadapan dengan para peneliti asing atau dari universitas terbaik dunia. Sebaliknya, Herry mengaku makin bersemangat untuk memberikan yang terbaik.
"Kalau saya adrenalinnya tumbuh kalau ngomong kayak gitu-gitu, presentasi di depan ilmuwan Cambridge (University). Senang. Termotivasi," tambahnya.
Karakter itu tidak lepas dari pendidikan yang diberikan orangtuanya. Saat ia menjadi mahasiswa baru, ia sempat bangga menyandang status mahasiswa. Namun, yang ia lihat tidak sesuai.
"Saya punya pengalaman saat menjadi mahasiswa baru. Begitu pulang dari IPB ke Lumajang, saya jalan-jalan ke pertanian. Sebagai mahasiswa baru saya bilang ke bapak, gimana ini bertani kok cara memupuknya salah," kenang Herry.