Perkebunan kelapa sawit yang menekankan pada nilai-nilai komersial ternyata tidak berhenti di posisi itu. Sejumlah peneliti mencermati dampak sosial dan ekologi dari perkebunan kelapa sawit. Krystof Obidzinski, Rubeta Andriani, Heru Komarudin, dan Agus Andrianto dari ‘Center for International Forestry Research’ – CIFOR, 2012, meneliti dampak sosial-ekonomi dan ekologi dari tiga lokasi kebun sawit, Kubu Raya (Kalimantan Barat), Manokwari (Papua barat) dan Boven Digoel (Papua). Mereka menemukan bahwa perkebunan kelapa sawit di tiga lokasi ini menyebabkan deforesasi, akibatnya terjadi polusi air, erosi tanah, dan juga polusi udara. Dampak sosial bagi para pemangku kepentingan (stakeholder): karyawan, dan pengusaha cukup signifikan. Namun, kurang terdistribusi secara merata. Bagi pemilik lahan, juga mengalami dampat yang juga signifikan. Di antaranya, harga lahan meningkat, ketersediaan lahan semakin terbatas, dan konflik berebut lahan. Mereka mencatat tiga ‘trade-off’ penting dari pertumbuhan perkebunan kelapa sawit, penurunan kualitas lingkungan hidup, ada yang untung tetapi ada banyak pula yang ‘buntung’, dan capaian ekonomi diikuti dengan pelemahan penegakan hukum.