Dibukanya Terusan Suez pada abad ke-18 mengubah drastis struktur ekonomi negara bangsa penjajah. Biaya transportasi Eropa—Asia menurun drastis. Belanda yang saat itu lebih terkenal dengan sebutan Hindia Belanda, menyasar Pulau Jawa untuk berinvestasi, termasuk pabrik gula. Berdasarkan data yang dihimpun Tim Percepatan Investasi Pertanian Kementan, industri gula rafinasi dan investor pabrik gula baru membutuhkan sedikitnya 350.000 ha lahan untuk pembangunan kebun. Angka itu sedikit di bawah luas lahan tebu saat ini yang sekitar 445.000 ha. Soal lahan misalnya, saat lahan dibutuhkan, statusnya tumpang tindih. Di saat yang sama, data Center for International Forestry Research (CIFOR) menunjukkan sedikitnya 8 juta ha dari izin 11 juta HTI berada dalam keadaan tidak digunakan (terlantar).
This article is also published on
KalimantanBisnis.com under the same title